Tiga Model Mendedah Kuasa Rakyat; Resensi Buku (Kuasa Rakyat, Analisis Tentang Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif Dan Presiden Indonesia Pasca Orde Baru) (Saiful Mujani)

Abstract

Rakyat berkuasa menentukan siapa yang berkuasa dan siapa yang tidak berkuasa dalam politik Indonesia. Rakyat mengangkat dan menurunkan penguasa lewat pemilihan urnum dengan syarat pemilu atau pilpresnya berlangsung secara jurdil. Hanya sarnpai pada titik inilah batas yang kami sebut sebagai "kuasa rakyat". Ia jelas ada, tetapi kekuatannya terbatas,"(hal.451). Judul buku ini bisa dibilang cukup provakatif. Kata rakyat, selalu identik dengan atribusi negatif dan lemah. Rakyat adalah mereka yang miskin, mereka yang tidak berpendidikan, dan mereka yang tak pernah menang dalam pertarungan kekuasaan. Namun buku ini membuat frasa gabungan dan rakyat dan kuasa, Kuasa Rakyat. Seolah ingin menekankan bahwa rakyat pun bisa berkuasa, mereka tak melulu tertindas. Di awal, saya berharap ada sebuah diskusi mendalarn tentang frasa ini. Pertanyaan nail yang muncul dan benak adalah memangnya rakyat bisa berkuasa? Apa maksud dari kuasa rakyat? Sub judul dan pendahuluan buku ini buru-buru menegasikan pertanyaan itu karena pertanyaan itu salah arah. Buku ini bukan soal agitasi dan moral demokrasi